Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan
(QS. Al Baqarah : Ayat 245 )

Nenek Karyati Seorang Pemulung Yang Bisa Naik Haji


Anda Suka Nonton Sinetron Tukang Bubur Naik Haji...?
Kisah Sinetron itu Bisa Nyata atau Hanya Gambaran Kehidupan nyata
dari seorang tukang bubur yang bisa naik Haji .
Namun di bawah ini adalah kisah nyata yang mungkin bisa jadi bahan motivasi.
Kisah nyata Nenek Karyati Seorang Pemulung Yang Bisa Naik Haji
betapa seorang Nenek dengan tekadnya yang kuat dan penuh keiklasan dalam berusaha dan beribadah membuat iya mendapat Panggilan dari allah untuk berkunjung ke baitullah dalam rangkaian ibadah haji . Selamat membaca artikel ini 
semoga ini menjadi motivasi untuk kita semua .

Niat dan usaha yang sungguh-sungguh akan 
mengantarkan seseorang pada sesuatu yang dicita-citakannya. 
Setidaknya inilah yang diyakini dan diamalkan oleh Karyati, seorang pemulung asal 
Desa Pondok Wuluh Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Meski secara logika pekerjaan yang dijalaninya merupakan pekerjaan 
rendahan, tetapi nenek yang berusia sekitar 69 tahun tersebut ternyata mampu mencapai cita-citanya untuk menunaikan rukun Islam yang kelima naik haji ke tanah suci.
Namun demi bisa mencapai keinginannya tersebut, Karyati telah bekerja sangat keras.

Embah Karyati Pemulung Naik Haji

Bahkan selama 20 tahun lamanya, wanita paruh baya tersebut menyisihkan sebagian jerih payahnya sebagai pengais barang bekas plastik dan kertas.
Janda renta yang mempunyai 4 (empat) orang anak ini berkeyakinan bahwa suatu saat 
nanti dirinya bakal bisa naik haji ke tanah suci layaknya orang-orang lain yang berduit. 

Atas keyakinan tersebut, dirinya selalu menyisihkan hasil dari memulung untuk ditabung 
dan sebagian untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Memang untuk mewujudkan impian naik haji ini penuh perjuangan. 
Karena saya harus menabung selama 20 tahun lamanya. 
Tetapi saya yakin Allah pasti mengabulkan doa saya 
untuk bisa melihat Ka’bah secara langsung,” ujar Karyati.

Menurut Karyati, cita-cita naik haji itu sudah lama terpendam semenjak 2002 lalu. 
Saat itu dirinya mengaku masih punya toko kelontong di desanya. 
Masa-masa sulit dilewatinya saat usaha kelontongnya bangkrut di pada tahun 2005. 

Namun untuk menyambung hidup, Karyati kemudian menjadi seorang pemulung. 
Meski pekerjaannya terbilang rendah, tetapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk bisa meraih cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji.
Sekitar tahun 2004, Karyati mulai mendaftarkan diri sebagai haji Kabupaten Probolinggo. 

Pada waktu itu, tabungannya dari hasil menjadi pemulung sudah mencapai sekitar Rp. 20 juta. 
Selain dari hasil memulung, uang tersebut didapat dari beberapa sukarelawan.
“Pernah suatu ketika, tepatnya pada tahun 2010 saya pernah ditipu oleh seseorang yang mencoba menawarkan jasa. 

Namun tanpa disadari saya tertipu sebesar Rp. 10 juta dan uang tersebut tidak dikembalikan meskipun beberapa waktu kemudian akhirnya ditangkap oleh polisi,” jelasnya.
Dan selama mengejar impiannya, Karyati tidak mau kumpul atau tidur di rumah anak-anaknya. 
Bukannya tidak sayang kepada anak dan cucunya, namun nenek bercucu 12 orang ini tidak mau mengganggu atau menjadi beban hidup anak-anaknya. 

Dirinya lebih memilih tidur di toko usang miliknya. 
Terkadang pula tidur di masjid desanya. “Kalau pas bersih-bersih masjid ada 
orang kasih rejeki, saya tabung,” katanya.
Namun dengan tekad yang kuat, semua kejadian tersebut tidak mematahkan semangat Karyati untuk mewujudkan cita-citanya untuk dapat berangkat haji. 

“Saya hanya bisa pasrah namun saya tidak mau putus asa untuk tetap 
bisa berangkat haji ke tanah suci,” terangnya.
Bermodalkan sebuah sepeda buntut, Karyati keliling dari kampung 
ke kampung mengumpulkan barang bekas. 

Sebagian hasilnya digunakan untuk makan dan sebagian lain ditabung untuk bisa naik haji. 
“Dalam sehari, upah memungut barang bekas sebesar Rp. 10 ribu. 
Yang Rp. 5 ribu ditabung dan yang Rp. 5 ribu untuk makan,” akunya.
Usaha yang dilakukan Karyati tidak sia-sia. 
Semua hasil jerih payah dan keikhlasan hatinya membawa 
Karyati berangkat haji di tahun 2013 ini. 
Karyati direncanakan akan berangkat ke tanah suci pada 
tanggal 29 September 2013 melalui kloter 43 Embarkasi Juanda, Surabaya.

Selamat Menunaikan Ibadah Haji embah Karyati Mudah-mudahan 
Selamat sampai tujuan disehatkan rohani dan jasmani
dan semoga kisahnyata Embah Karyati menjadi motivasi untuk kita semua Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar