Sahabat Mari kita simak kisah keajaiban sedekah berikut ini :
” Saat saya membuka - buka facebook, Salah
seorang sahabat mengirimkan
sebuah nasehat yang membuat hati tertegun dan Seketika saya merenung sebelumnya
saya pernah selalu berpikir jika ada tukang minta- minta berbadan sehat saya tidak memberi
malah dalam hati saya menggerutu badan masih seger ko minta-minta.
namun setelah saya baca tulisan dari teman saya saya benar-benar sekarang tidak perduli walaupun badanya terlihat sehat dan segar saat orang butuh saya beri sedikit dari apa yang ada di dompet saya, apalagi jika orang itu terlihat kumuh dan layu seperti benar-benar belum makan dan sudah tentu untuk anak yatim alhamdulillah jika ada rezeqi kami sisihkan untuk anak- anak yatim di sekitar tempat tinggal kami .
kita kembali kepada tulisan Pesan dari seorang sahabat melalui Facebook.
Ia mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw.
Isi tulisanya sebagai berikut;
sebuah nasehat yang membuat hati tertegun dan Seketika saya merenung sebelumnya
saya pernah selalu berpikir jika ada tukang minta- minta berbadan sehat saya tidak memberi
malah dalam hati saya menggerutu badan masih seger ko minta-minta.
namun setelah saya baca tulisan dari teman saya saya benar-benar sekarang tidak perduli walaupun badanya terlihat sehat dan segar saat orang butuh saya beri sedikit dari apa yang ada di dompet saya, apalagi jika orang itu terlihat kumuh dan layu seperti benar-benar belum makan dan sudah tentu untuk anak yatim alhamdulillah jika ada rezeqi kami sisihkan untuk anak- anak yatim di sekitar tempat tinggal kami .
kita kembali kepada tulisan Pesan dari seorang sahabat melalui Facebook.
Ia mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw.
Isi tulisanya sebagai berikut;
Rasulullah SAW pernah berkata:
Bahwa
setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan
mereka kepada
Allah SWT.
Malaikat pertama berdoa:
”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang
yang menginfaqkan hartanya”.
Yang kedua berdoa:
” Ya Allah jadikanlah
semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”
Berbicara mengenai balasan dari Allah
atas sedekah ataupun infaq yang telah kita keluarkan, sungguh kita butuh
keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan mengganti dengan
berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya.
Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya?
Dan Berikut ini adalah sekelumit pengalaman dari sahabat kami yang mengisahkan pengalaman keajaiban setelah bersedekah yang beliau kirimkan melalui email
yang mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi Motivasi buat ikhwah sekalian.:
Berikut kisah dari sahabat kami :
berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya.
Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya?
Dan Berikut ini adalah sekelumit pengalaman dari sahabat kami yang mengisahkan pengalaman keajaiban setelah bersedekah yang beliau kirimkan melalui email
yang mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi Motivasi buat ikhwah sekalian.:
Berikut kisah dari sahabat kami :
Alhamdulillah, saya sekeluarga
sejak beberapa bulan lalu belajar
menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti
yang lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya.
Dan dengan pengharapan yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan
memenuhi janjinya tanpa menunggu waktu yang lama.
Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik dikala lapang dan sempit.
Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara.
Meski tidak seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah.
SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat.
Dan janji Allah demikian nampak jelas.
Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.
menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti
yang lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya.
Dan dengan pengharapan yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan
memenuhi janjinya tanpa menunggu waktu yang lama.
Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik dikala lapang dan sempit.
Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara.
Meski tidak seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah.
SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat.
Dan janji Allah demikian nampak jelas.
Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.
Saya dan istri memang orang yang
berpenghasilan utama dari gaji yang kami terima setiap akhir bulan.
Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang sudah menjadi komitmen)
sementara tidak kami masukkan dalam penghasilan keluarga.
Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut.
Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa.
Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin semangat untuk
berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap janji-janji Allah.
Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut.
Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa.
Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin semangat untuk
berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap janji-janji Allah.
Saat aksi Palestina 27 Januari lalu,
kondisi kantong keluarga memang
sedang kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja.
Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan
bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus
mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima.
Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah
kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan.
Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman
di Ghaza, kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua
bekalmaal yang masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas
yang tersumpal dikantong celana.
Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya.
Beberapa yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana
dan air minum untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa.
Itu pun mungkin tidak cukup.
sedang kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja.
Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan
bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus
mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima.
Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah
kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan.
Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman
di Ghaza, kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua
bekalmaal yang masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas
yang tersumpal dikantong celana.
Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya.
Beberapa yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana
dan air minum untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa.
Itu pun mungkin tidak cukup.
Namun, saya sudah meniatkan untuk
menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar
yang cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga).
Istri awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang
beberapa hari lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa.
Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih sangat panjang.
Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti.
Sampai saat aksi solidaritas untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri
masih berat hati. Namun bayang wajah duka lara saudara-saudara
di Ghaza membuat menitik air mata ini.
Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti
dengan yang jauh lebih banyak.
Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit.
Allah pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya
yang punya ar-rajaa’ dan al-hubkepada saudaranya seiman.
yang cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga).
Istri awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang
beberapa hari lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa.
Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih sangat panjang.
Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti.
Sampai saat aksi solidaritas untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri
masih berat hati. Namun bayang wajah duka lara saudara-saudara
di Ghaza membuat menitik air mata ini.
Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti
dengan yang jauh lebih banyak.
Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit.
Allah pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya
yang punya ar-rajaa’ dan al-hubkepada saudaranya seiman.
Aksi itu sudah sampai dipenghujungnya,
kami pun bersiap
melangkah pulang seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang.
Saya merogoh saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak.
Saya genggam beberapa lembar uang kertas di tangan.
Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan.
Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus.
Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.
melangkah pulang seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang.
Saya merogoh saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak.
Saya genggam beberapa lembar uang kertas di tangan.
Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan.
Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus.
Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.
Saya pun bersyukur. Karena ‘pasukan
pengumpul’ infaq dari
panitia aksi sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih
Salwa saya mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang
kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter di dekat kami.
Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa
belum infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami.
Salwa yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya
berlatih untuk berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan
saat jemari mungil Salwa melepaskan satu lembar uang berharga itu.
Dan akhirnya kami pulang dengan hati yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.
panitia aksi sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih
Salwa saya mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang
kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter di dekat kami.
Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa
belum infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami.
Salwa yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya
berlatih untuk berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan
saat jemari mungil Salwa melepaskan satu lembar uang berharga itu.
Dan akhirnya kami pulang dengan hati yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.
Janji Allah itu tak pernah meleset dan
ingkar. Allah memenuhi janji-Nya
dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari
arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT memberikan
ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya berkaca-kaca.
“Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”.
Hati saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu.
Namun karena untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah
memenuhi janji-Nya secepat kilat.
dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari
arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT memberikan
ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya berkaca-kaca.
“Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”.
Hati saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu.
Namun karena untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah
memenuhi janji-Nya secepat kilat.
Tidak sampai disitu, dari uang itu kami
pun
sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya.
Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan
yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari
sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan
sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya
Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali
lipat dari yang kami sedekahkan.
Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan
dari gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.
sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya.
Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan
yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari
sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan
sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya
Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali
lipat dari yang kami sedekahkan.
Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan
dari gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.
Memang Allah benar-benar mengganti
sedekah
hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan.
Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira
lewat telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola
sebuah usaha baru yang saya jalankan.
Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin
menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan.
Alhamdulillah.
hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan.
Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira
lewat telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola
sebuah usaha baru yang saya jalankan.
Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin
menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan.
Alhamdulillah.
Terima kasih yaa Rabbana,
mudah-mudahan Engkau anugerahkan
kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah.
Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk
saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan
harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami
di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari
orang-orang yang dzalim lagi aniaya.
kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah.
Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk
saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan
harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami
di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari
orang-orang yang dzalim lagi aniaya.
Ya Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami
beriman atas janji-janji-Mu.
Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki
di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan.
Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan
Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami.
Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut
dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.
Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki
di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan.
Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan
Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami.
Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut
dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.
assalamualaikum,
BalasHapusSebagian hartamu adalah hak mereka ( anak yatim )
Tunaikan zakat,infaq dan shodaqoh.
Di Griya yatim dan dhuafa